Luruhnya Hatiku
Luruhnya
Hatiku
Siang
itu ayah sedang menerima tamu, dan ibu sedang berjalan ke arah ruang tamu
sambil membawa nampan dengan 2 gelas teh manis tiba-tiba “praang” rupanya andi
nabrak ibunya karena jalan terburu buru dan sambil asyik dengan musiknya di Hp.
Setelah melihat ibunya andi berlalu begitu saja menghampiri istana kecil dalam
rumahnya. “ Jebred” terdengar pintu tertutup dengan kerasnya.
Sebenarnya
ayah ingin sekali menghampiri Andi di Istananya itu dan segera memarahinya,
tapi ayah teringat di depannya masih ada tamu. Ayah tersenyum pada tamunya dan
minta maaf atas kelakuan anaknya itu. Lalu ayah dan tamunya pergi keluar rumah
untuk menyelesaikan pekerjaannya.
“Tok
tok tok”, ibu mengetuk pintu istana anaknya. “Andi buka pintunya sayang”lama
ibu berdiri di depan pintu. “ Gluprak, ada apa sih bu ganggu orang aja”.
“Sayang sudah berapa kali ibu bilang kalo pulang, mbok ya ucapkan salam, salim
sama orang tua jangan selalu grapak grupuk kaya ayam masuk kandang”. Andi diam
mendengarkan ibunya. “Kamu sudah besar nak, kelas 8 loh masa ga bisa sopan ga
tau tata krama apalagi tadi kamu nabrak ibu sampe air teh buat tamu ayah tumpah
semua dan kamu tidak minta maaf sama ibu, tolong lain kali jangan begitu yak
nak”. “Ah....ibu, katanya Andi udah besar kok masih diomelin”. Andi keluar
istana kecilnya. Ibu hanya menggeleng kepala melihat tingkah anaknya itu.
Menjelang
sore ayah pulang, dari teras saja sudah terdengar suara musik dari istana milik
Andi. Sambil menahan kesal ayah menghampiri ruang istana Andi, baru sampai
depan pintu ibu melarang ayah untuk mengetk pintu istana andi.
“Ayah
ibu tahu, ayah masih kesal dengan kelakuan Andi tadi siang”. Sambil menyiapkan
makan malam ibu tampak berbincang dengan ayah. “Bu, sepertinya anak itu semakin
hari semakin menjadi saja kelakuannya”. “Jangan begitu ayah, walaupun begitu
Andi anak yang baik kok pada dasarnya, tadi ibu sudah menasehatinya semoga dia
mau mendengarkan nasehat ibu”.  “Semoga
saja bu....”.
Dengan
perasaan ringan ayah mengetuk pintu istana andi. Rupanya sekian lama ayah
mengetuk pintu tak ada tanda-tanda pintu akan dibuka. Klek, rupanya pintunya
tidak terkunci.  Raut muka ayah saat itu
begitu tenang dan berseri. “Assalamualaikum jagoan”...Andi terkejut melihat
sang ayah tiba-tiba sudah ada disampingnya. “ Sedang asik apa sih jagoan ayah
sampai-sampai tidak mendengar ayah mengetuk pintu, maaf ya karena tidak dikunci
ayah langsung masuk deh”. Andi benar-benar terkejut karena tidak seperti
biasanya, malam ini ayah begitu baik sama Andi tidak langsung teriak dan marah
padanya. 
“Yah”
kata Andi. Ayahnya pura-pura tidak mendengar, lalu Andi beranjak dari tempat
duduknya menghampiri panel audio yang dari tadi begitu keras mengisi daun
telinga. Melihat kejadian tersebut ayahpun tersenyum. Meskipun sering marah
karena kelakuan Andi tapi begitu menyayangi anak semata wayangnya itu. “Yah”
kembali Andi memanggil ayahnya. “ iya”, ayah menjawab. Sambil tertunduk Andi
duduk di samping ayahnya, “ Andi minta maaf atas kelakuan Andi tadi siang”.
Ayah pura-pura bodoh “minta maaf untuk apa jagoan”? “semuanya tadi Andi tidak
sopan di depan tamu ayah dan Andi juga sudah membuat gelas yang dibawa ibu
tumpah semua tadi”.
Ayah
meraih pundak anak kesayangannya itu sambil mengelus pundaknya tak ketinggalan
ayah meluncurkan kata-kata curahan hatinya” Andi tahu kalau ayah sayang sama
Andi kan, ayah sering marah sama kamu karena ayah sayang sama kamu, ayah tidak
mau jagoan ayah berada dijalan yang salah, ayah juga minta maaf sama kamu atas
segala yang ayah lakukan sama kamu ya, kamu mau memaafkan ayah”? ayah menatap
Andi dengan penuh kasih sayang. 
Ternyata
dari tadi ibu mengintip di balik pintu dan betapa senang perasaannya melihat
film yang tidak pernah ditayangkan di tv ini. Ibu berurai air mata bahagia
menyaksikan ayah dan Andi bercengkrama di istana kecil Andi, ibu beranjak dari
balik pintu kamar anaknya meninggalkan rasa bahagia yang teramat dalam “ Ya
Allah terima kasih atas nikmat yang Kau berikan hari ini”. 
0 Response to "Luruhnya Hatiku"
Post a Comment